Sabtu, 08 Oktober 2011

Resep Multi Khasiat

Resep Multi Khasiat


1. Temu Giring

Ada beberapa manfaat diantaranya diuraikan dibawah ini :

a. Cacingan Pada Anak-anak

Anak-anak balita dan anak sekolah dasar paling sering terjangkit penyakit ini. Penyebabnya infeksi cacing cambuk. Cacing dewasa hidup di rongga usur besar. Media penularan penyakit ini adalah tanah tercemar telur cacing cambuk karena kebiasaan buruk buang air besar sembarangan. Salah satu upaya untuk menghindarinya adalah dengan mencuci tangan sebelum makan. Selain itu mencuci sayuran yang akan dimakan mentah atau lalap sampai bersih untuk menghindari kontaminasi telur cacing penyebab penyakit ini.

Bahan :

Rimpang Temu Giring .............. 25 gr
Garam ................................... secukupnya.

Cara Membuat :

Kupas dan cuci bersih rimpang temu giring, bawang merah dan pulo sari lalau diiris-iris.  Rebus seluruh bahan dengan dua gelas air. Setelah tersisa separuhnya matikan api. Minum hasil rebusan tersebut 3 x sehari. 

b. Pengapuran Lutut

Indikasi terjadinya pengapuran di lutut, antara lain tulang terasa kaku dan sulit digerakkan. Biasanya temperatur tubuh penderita juga mneningkat. Berikut resep yang dapa anda coba untuk mengatasinya. 

Bahan :
 
Rimpang Temu Giring ..................... 1 buah (sebesar telur ayam)
Daun Sambiloto Segar ................... 7 helai
Tanaman Meniran dan akarnya ....... 3 batang
Daun sendokan segar ..................... 7 helai

Cara Menbuat :

Kupas dan cuci temu giring, lalu diiris-iris. cuci bahan lain sampai bersih. Selanjutnya rebus semua bahan dengan 5 gelas air sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Minum ramuan ini setelah makan 3 x sehari, masing-masing setengah gelas. 


2. Temu Hitam

Temu hitam mengandung 2 persen minyak asiri kurkumin, damar, lemak, dan patih. Berikut beberapa penyakit yang dapat diatasinya.

a. Cacingan

Tidak ada gejala khas pada infeksi ringan penyakit ini. Hanya terdapat gangguan pencernaan ringan seperti sakit perut, mual, nafsu makan berkurang, dan terdapat 10 sampai 20 ekor cacing gelang ketika buang air besar. Namun jangan anggap enteng cacingan karena penyakit ini mampu mengundangan kematian. Cacing dewasa dapat mengembara ke seluruh tubuh seperti paru-paru atau jantung. Dalam jumlah besar, cacing bahkan mampu menyumbat usus. 

Bahan :

Rimpang Temu Hitam .......................... 1 jari
Air Matang ......................................... Setengah gelas

Cara Membuat :

Kupas dan cuci bersih rimpang temu hitam, lalu parut. Selanjutnya saring hasil parutan dengan kain bersih. Tambahkan dengan setengah gelas air matang dan aduk.  Minum air setelah makan malam.

b. Epilepsi

Epilepsi atau populer dengan ayan merupakan gangguan sel saraf otak sehingga menimbulkan gangguan pengendalian otak.  Biasanya penderita pingsan jika terkena serangan hebat. Pada seranga ini, otot tubuh akan kejang sehingga jika penderita tidak didukung orang alain akan jatuh. Sebaliknya pada serangan ringan pendirita akan kehilangan kesadaran selama beberapa detik. 

Bahan :

Rimpang Temu Hitam ................................. 1 buah
Daun kaki kuda ......................................... setengah genggam 
Rimapang kencur ....................................... 3 ruas
Daun poko atau mentha .............................. 7 lembar
Daun sangket ............................................. 11 lembar

Cara Membuat :

Kupas dan cuci bersih rimpaqng temu hitam dan kencur lalu diiris-iris saja. Cuci bersih daun kaki kuda, daun poko, dan sangket. Selanjutnya rebus semua bahan dengan 6 gelas air hingga mendididh atau tersisa separuhnya. Minum air rebusan ini 3 x sehari setelah makan, masing-masing setengah gelas air.


3. Temu Kunci

a. Batuk Kering

Jenis batuk tanpa lendir. Batuk ini terjadi karena adanya rangsangan pada saluran nafas, melalui tenggorokan hingga saluran terkecil di paru-paru. Bentuk rangsangan beragam, seperti lendir, yat kimia, debu, atau asap yang yang terhirup ketika bernafas.

Bahan :

Rimapng Temu Kunci .............................. 1 Jari
Pinang .................................................... 1 buah

Cara Membuat :

Bersihkan rimpang temu kunci dan buah pinang matang. lalu diirs-iris kecil. Kunyah beberapa saat kedua bahan itu. Cara itu sekaligus efektif mengatasi sariawan. 

b. Kurap

Bahan :

Rimang Temu Kunci ................................ 1 Jari
Air Kelapa ............................................. 3 sendok makan
Belerang

Cara Membuat :

Bersihkan temu kunci dan tumbuk bersama belerang hingga lumat. Tambahkan air kelapa dan aduk hingga merata. Oleskan bahan tersebut pada bagian tubuh yanga terserang kurap. 

c. Perut Kembung

Bahan :

Rimang Temu Kunci ............................................... 1 Jari
Daun Temu Kunci Tua ...........................................  1 Helai

Cara Membuat :

Cuci bersih kedua bahan itu dan tumbuk hingga benar-benar lumat, lalu tambahkan sedikit air bersih. Selanjutnya, tempelkan bahan tersebut dibagian perut. Cara yang sama dapat anda lakukan mengatasi keluhan sulit buang air kecil yang diderita anak-anak. Caranya yaitu dengan menambahkan pulo sari.


4. Temu lawak

Anggota famili jahe-jahean ini juga mengandung beberapa bahan, seperti kurkumin, glukosida, yatpati. Yat pati, biasanya muncul setelah musim kemarau.

a. Ambeien

Ambeien alias tijeng terjadi akibat peredaran darah di poros usus terhalang. Gejala khas yang sering muncul, yaitu anus panas dan perih, bahkan disertai darah dalam feses. Upayakan buang air besar secara teratur. Sebaiknya, konsumsi sayuran dan buah-buahan dalam menu makan sehari-hari.

Bahan :

Rimpang Induk Temulawak ..................................... 1 buah (sebesar telur ayam)
Asam Kawak ......................................................... 1 buah (sebesar telur burung)
Gula Jawa .............................................................. Secukupnya

Cara Membuat :

Kupas dan cuci rimpang temulawak, lalu iris tipis. Selanjutnya rebus semua bahan denga 2 gelas air hingga mendidih. Minum ramuan ini  sekali sehari. 

c. Perut Kembung

Bahan :

Rimpang Temu Kunci ............................................ 1 Jari
Daun Temu Kunci Tua .......................................... 1 helai

Cara Membuat :

Cuci bersih kedua bahan itu dan tumbuk hingga benar-benar lumat, lalu tambahkan sedikit air bersih. Selanjutnya, tempelkan bahan tersebut dibagian perut. Cara yang sama dapat anda lakukan mengatasi keluhan sulit buang air kecil yang diderita anak-anak. caranya, yaitu dengan menambahkan pulosari.


5.  Temu Mangga

a. Ambeien

Bahan :

Rimapang Temu Mangga .............................................. 1 Jari
Daun Wungu ............................................................... 2 lembar

Cara Membuat :

Cuci bersih semua bahan lalu blender sampai lumat. Tambahkan 2 gelas air matang, lalu endapkan setelah mengendap minum airnya 2 x sehari. Setiap kali minum, memarkan 2 helai daun wungu dan letakkan direktum selama 30 menit. 

b. Asam Urat

Asam urat adalah hasil akhi dari metabolisme tubuh. Gangguan metabolisme tubuh menyebabkan kadar asam urat dalam darah meningkat. Dasmpaknya asam urat menumpuk pada persendian dan menyebabkan rasa nyilu. Sakit pada persendian ini disebut artritis atau gout. Kadar asam irat yang normal adalah 4 sampai mg persen.

Bahan :

Rimpang Temu Mangga ......................................... 2 Jari
Daun Ganda Sura .................................................. 50 gr
Daun Sida Guri ...................................................... 60 gr

Cara Membuat :

Cuci rimpang temu mangga lalu iris tipis. Potong daun dan batang sida guri. Selanjutnya rebus semua bahan dalam 5gelas iar hingga mendidih. Minum airnya 2 x sehari sebelum makan siang dan malam.

b. Kista

Bahan :

Rimpang Temu Mangga ............................................. 2 jari
Rimpang Temu Putih .................................................. 1 jari
Rumput Mutiara ........................................................ 2 tanaman
Daun Cakar Ayam .................................................... 50 gr

Cara Membuat :

Blender temu mangga dan temu putih lalu tempatkan pada wadah yang berbeda. Selanjutnya tambahakan masing-masing dengan 3gelas air, lalu endapakan selama sejam. Gunakan air hasil endapan untuk merebus rumput mutiara (termasuk batang yang dicacah) dan daun cakar ayam. Minum ahsil rebusan 3 x sehari sebelum makan. Masing-masing 1 gelas.


6. Temu Putih

Temu putih di Indonesia sering dimanfaatkan sebagai tonikum, pemacu penyembuh luka, dan menhencangkan rahim usai melahirkan.Faedah temu putih dalam pengobatan tidak perlu diragukan lagi. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

a. Gondok

Bahan :

Rimpang Temu Putih ....................................................... 1 buah (sebesar telur itik)
Batang dan daun benalu jeruk ......................................... 1 genggam

Cara Membuat :

Kupas rimpang temu putih lalu cuci bersih dan iris tipis. Rajang daun dan batang benalu jeruk, lalu cuci samapi bersih. Selanjutnya, rebus semua bahan dengan 5 gelas air sampai mendidih dan angkat. Saring airnya, lalau minum 3 x sehari masing-masing setengah gelas.

b. Kanker Otak

Bahan :

Rimpang Temu Putih .................................................. 1 buah (sebesar telur itik)
Daundan batang benalu teh ........................................ stengah genggam
Daun Sambiloto ......................................................... 11 helai
Jadam Arab .............................................................. 1 buah (sebesar kelereng)

Cara Membuat :

Kupas dan cuci rimpang temu putih, lalu iris tipis. Cacah daun sambiloto serta daun dan batang benalu, lalu cuci bersih. Selanjutnya, rebus semua bahan dalam 5 gelas air hingga mendidih. Minum secara teratur 3x sehari (setengah gelas) selama 3 bulan.

c. Kanker Payudara

Bahan :

Rimpanh Temu Puith ............................................... 1 buah (sebesar telur itik)
Daun Sambiloto segar ............................................. 17 helai
Daun dan Batang Benalu
Jeruk Nipis (dicacah) .............................................. 1 genggam
Jadam Arab ............................................................ 1 biji (sebesar kelereng)

Cara Membuat :

Kupas dan cuci bersih rimppang temu puith, lalu parut. Cuci semua bahan lain sampai bersih. Selanjutnya rebus semua bahan dengan 5 gelas air hingga mendidih. Angkat dan saring hasil rebusan. Minum 3 x sehari  setelah makan, masing-masing setengah gelas.  Konsumsi rutin ramuan ini selama sebulan.

Kamis, 06 Oktober 2011

A. Mengenal Temu-temuan


1. Temu Giring




Pada awalnya, temu giring (Curcuma Heyneanan) tumbuh liar di hutan-hutan jati, khususnya di pulau jawa. Namun, karena berkhasiat sebagai obat, tanaman ini tidak dibiarkan terlantar di hutan karena kemudian lebih banyak didomestikasi di pekarangan atau halaman rumah. Nama lain yang disandangnya anatara lain temu ireng, sebutan dalam masyarakat jawa dan temu poh di Bali.

Rimpangnya terdiri atas dua bagian, yaitu rimpang induk berukuran lebih besar dan rimpang anakan. Kulit rimpang berbuku-buku dengan jarak antar buku 2 atau 3 cm. Daging rimpang kuning cerah menyerupai temu mangga, memiliki aroma yang harum, dan rasanya sangat pahit. 


 2. Temu Hitam





 Menyebut jenis temu ini. Temu hitam sebetulnya salah kaprah karena hampir tidak ada warna yang benar-benar hitam dari tanaman ini. Yang paling mendekati barangkali warna penampang daging rimpang, yakni biru atau menyerupai timbel. Potonglah rimpang tua, maka terdapat 2 lingkaran. Lingkaran dalam yang berukuran lebih besar berwarna kunig, sedangkan lingkarang luar berwarna kebiru-biruan. Adapula daging rimpang berwarna putih. Anehnya jenis temua ini tetap disebut temu hitam. Masyarakat jawa menyebutnya temu ireng. 

Kulit rimpang temu hitam berwarna kuning dan sedikit merah dibagian ujung. Bentuk rimpang pipih dengan tepi melengkung berdiameter 1 sampai 4 cm.  Aroma rimpang harum dan rasanya sangat pahit.



3. Temu Kunci




Walau namanya berbeda-beda di berbagai daerah, temu kunci tidak pernah terlepas dari rimpang tanaman asal asia tenggara. Masyarakat sumatera barat menyebutnya temu kunci, etnis madura memberi nama temo konce, orang makasar melafalkan tamu konci, dan di ambon populer sebagai tumbuh konci. 

Coba cermati rimpang anakan ytang menggerombol sebelah rimpang induk yanga ukurannya lebih besar. Sekaligue menyerupai anak kunci yang dihimpun sebuah lingkaran. Warna daging rimpang kuning muda dengan aroma rimpang sangat khas. Rimpang itu berasal dari terna bersosok pendek sekitar 30 cm. 


4. Temu Lawak





Bagian bawah rimp-ang induk tumbuh akar serabut sepanjang 25 cm. Ada dua jenis rimpang temu lawak, yaitu rimpang induk yanga berukuran sebesar telur ayam yanga bagian bawahnya tumbuh akar serabut sepanjang sekitar 25 cm. Ukuran rimpang induk relatif besar ketimbang anggota famili jaha-jahean. Jenis laian adalah rimpang cabang yanga muncul dibagaian ntepi rimpang induk. Biasanya dari sebuah rimpang induk tumbuh 3 samapai 4 rimpang cabang berbentuk memanjang. Irislah rimpang ini dengan pisau tajam, sejenak kemudian aroma tajam sgera tertangkap indra penciuman. Daging rimpang yanmg kuning itu juga menebarkan keharuman walau tidak begitu mencolok. 


5. Temu Mangga

Temu ini karena rasanya dan aromanya menyerupai buah mangga, karena rasanya mirip mangga muda. Masyarakat jawa menjulukinya temu poh sebutan laian untuk temu mangga anatara lain koneng joho, koneng pare (sunda), kunir pitih, temu pajangan, temu putih (jawa), dan temo pao (madura). Nama itulah yang sering membuat orang salah paham padahal ada tanaman lain yang bener-bener bernama temu putih, bukan nama alias bdari temu mangga. Rimpang temu mangga berwarna kekuningan dibagian tapi dengan warna daging dibagian tengah kuning muda. 


6. Temu Putih

Orang yanga mencari temu putih sering disodorkan temu mangga. Keduanya memang acap kali dikacaukan. Penyebabnya temu mangga oleh masyarakat jawa disebut juga temu putih. Padahal jenis tanaman kedua berbeda, tetapi seringkali namanya dicatut. Maklum pada awal tahun 2000 kepopuleran temu putih sebagai obat kanker begitu melambung hingga kerabat-kerabatnya, seperti temu mangga diusodorkan sebarai temu putih. Temu putih sejati mempunyai rimpang mirip temu lawak. Keduanya bisa dibedakan setelah dibelah. Rimpang temnu putih berwarna putih dan bagaian tengah berwarnah kekuningan. 

Seperti temu mangga rimpang muda temu putih juga lezat dijadikan lalap. Rasanya redas dan memberikan kehangatan. Masayarakat sunda menyebutnya temu bodas. Dalam penmgobatan cina temu putih populer sebagai e zhu. Setelah diolah dan dikemas acapkalai diberi label Churcuma kwang sinensis, bukan churcuma sedoarya. 

ANEKA RAMUAN BERKHASIAT DARI TEMU-TEMUAN

Back to nature Kembali Ke Temu-temuan


Back to nature, gaungnya semakin nyaring melanda dunia kesehatan. hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang yang berpaling pada tanaman obat sebagai alternatif pilihan menyembuhkan keluhan penyakit yang mereka derita. Fenomena ini bertambah lagi ketika krisis ekonomi, yaitu saat harga obat-obatan kimiawi yang bahan bakunya sebagian impor semakin melangit. Penggunaan tanaman obat sebagai bahan untuk mengobati penyakit dapat menjadi alternatif yang relatif murah dibandingkan obat-obatan kimia.

Kini, penggunaan rimpang temu-temuan sebagai bahan obat tradisional makin memasyarakat. banyak orang telah merasakan khasiatnya untuk mengatasi berbagai keluhan. Contohnya segelas ekstrak temu putih yang anda minum dapat menambah stamina dan kesegaran tubuh. Bahkan seduhan ekstrak ini dapat mengurangi keluhan keputihan yang sering menjadi ganjalan wanita. Tidak ayal, karena kepariksan dan kemurahannya, popularitas obat tradisional semakin melambung. Obat tradisional semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Sampa-sampai dokterpun meresepkan obat tradisonal untuk pasiennya. Adapula pengusahan tanaman obat yang menyediakan kamar praktek bagi dokter yang memberikan resep untuk pasiennya dengan resep obat tradisional. Berbeda dengan dunia kedokteran cina yang telah bertahun-tahun memadukan obat tradisional dengan ramuan tanaman yang berkahasiat obat dengan pengobatan kimia. 


Tanaman obat yang banyak dimanfaatkan sebagai obat alaternatif antara lain : temu-temuan yang beranggota ratusan spesiaes. Jenisnya, anatara lain jahe, kunyit, dan kencur. Dalam buku ini hanya dibahas anggota jahe-jahean yang menyandang nama temu, seperti temu giring, temu hitam, temu kunci, temu lawak, temu mangga, dan temu putih. Keenam jenis temu  sering kali disebut empon-empon itu semakin luas penggunaannya dalam kehidupan masyarakat. Jenis rimpang itu disebut temu-temuan karena mudah ditemukan dan mudah tumbuh diberbagai jenis tanah tanpa peralatan berarti. Temua-temuan tidak sekedar tumbuh tapi berkembang biak. Sifat khas temu-temuan yang mudah tumbuh itu dianalogikan untuk menyebutkan wanita yaitu perempuan. Konon maknanya agar perempuan juga tumbuh dan berkembangbiak sehingga kehidupan manusia tidak punah. Bagaimana awal penemuan sebuah rimpang berkhasiat untuk mengatasi penyakit tertentu, tidak ada catatan sejarah yang mengungkap hal itu. namunn nenek moyang senantiasa berpedoman pada wujud atau nama suatu tanaman. Misalnya, rimpang temu lawak berwarna kunign kemerahan menyerupai darah, dari wujud nitu muncul inpirasi menggunakan rimpang temu lawak untuk mengatasi gangguan darah rendah. Pengalaman empiris itu lantas diwariskan ke geberasi berikutnya hingga saat ini.

Rabu, 07 September 2011

BUAH MERAH

BUAH MERAH


A.   Mitos Seputar Buah Merah

       Menurut kepercayaan penduduk Suku Dhani di Memberamo, Papua, ribuan tahun yang lalu, nenek moyang mereka turun dari Gunung Pugima ke daerah Wesakpog untuk berkumpul. Gunung Pugima, menurut mereka adalah gunung Jayawijaya yang merupakan gunung tertinggi di lndonesia dan Wesakpog adalah sebuah daerah di Lembah Baliem. Setelah berkumpul di Wesakpog, nenek moyang orang Papua ini kemudian melanjutkan perjalanan tanpa membawa bekaldan peralatan sama sekali. Mereka kemudian menyebar ke seluruh penjuru mata angin.

       Dalam perjalanan, sebagian dari mereka ada yang berhenti untuk beristirahat dan membuat api. Menurut cerita masyarakat Suku Dhani, di tempat mereka beristirahat tersebut, Sang pencipta menurunkan peralatan berupa busur dan anak panah, kapak batu, batu api, bermacam-macam tumbuhan, serta binatang piaraan. Tumbuhan yang dimaksud di antaranya ubidan buah merah. Sementara itu, binatang piaraannya diduga babi. Setelah mematikkan batu api, mereka membakar ubidan buah merah. Sisa buah merah tersebut kemudian diberikan kepada binatang piaraannya. Di tempat beristirahat dan membuat api itulah mereka kemudian membuat perkampungan dan berkembang menjadi berbagai macam suku seperlisekarang ini.

      Sementara itu, sebagian nenek moyang orang papua terus berjalan melanjutkan perjalanan darat dan sebagian lagi menyeberangi lautan menggunakan rakit. Diduga kuat, mereka yang menyeberangi lautan ini sampai di Benua Australia dan menjadi cikat_bakal Suku Aborigin
     Hingga sekarang, buah merah tetap menjadi makanan sebagian penduduk pulau papua, terutama yang bermukim didaerah Pegunungan Jayawijaya. Oleh penduduk, buah merah inidijadikan campuran makanan sehari_hari. Mereka memeras buah merah setelah membakarnya dengan batu. Saribuah merah hasilperasan ini mereka konsumsi bersama ubi, sayuran, dan bahan makanan lain. Sementara itu, amPas atau PastanYa diberikan kepada babi hutan piaraan mereka.
     Dalam upacara bakar batu, buah merah pun menjadielemen Pokok. Upacara bakar batu biasanYa dilakukan untuk mengumPulkan masyarakat, terutama dalam satu suku, ketika ada suatu acara, seperti pernikahan, hari natal, idul fitri, tahun Sosok tanaman buah merah. Tumbuh berkayu dengan percabangan relatif banyak baru, perayaan panen, menYembah leluhur, kematian, atau untuk mempererat hubungan ikatan keluarga. Hidangan hasil uPacara bakar batu tidak lengkap dan kurang nikmat jika tidak menggunakan buah yang masih satu familidengan tanaman pandan ini.
  
B. Deskripsi Tanaman

     Tanaman buah merah adalah tanaman yang masih satu famili dengan tanaman pandan. Pandanus conoideusini di habitat aslinYa (Pulau Papua)tumbuh dari dataran rendah dekat pantai sampai dataran tinggi. Bahkan, di lereng pegunungan JayawijaYa di ketinggian 2.500 m dPl. tanaman ini bisa ditemukan. Tanaman berkaYu ini tumbuh bercabang samPai mempunyai 5 cabang. DaunnYa berbentuk pita yang PinggirnYa berduri-duri kecil. Tinggi tanaman bisa mencapai 15 meter. AkarnYa berbentuk akar udara yang menggantung samPai ketinggian satu meter dari pangkal batang. Tanaman ini berbuah saat berumur tiga tahun seiak ditanam' Buah merah umumnya berbentuk paniang loniong atau agak persegi' Pani"ng buah 30-120 cm' Diameter buah 1O-25 cm' Buah iniumumnYa berwarna merah' merah kecokelatan' dan ada Pula Yang berwarna kuning' Kulit buah bagian luar menYeruPai buah nangka' Kulit buah initerdiri dari kumpulan bijiyang tersusun di emPuluralau hatiYang berada di bagian dalam buah'.
       Di PaPua, beberaPa daerah Yang meniadi sentra buah merah adalah daerah-daerah Yang berada di sepanjang lereng Pegunungan JaYawiiaYa' Di antaranYa Kelila' Bokondini, Karubaga' Kobakma' KenYam, dan Pasema'

C. Peluang Usaha MasYarakat

      Saat Panen raYa buah merah' masYarakat PaPua biasanYa memasak buah merah sePerti halnYa masYarakat di Pulau Jawa membuat minyak kelapa. Minyak buah merah tersebut kemudran disimpan di dalam bumbung bambu dan bisa bertahan selama satu tahun. Cadangan minyak tersebut digunakan untuk memasak makanan, seperti halnya minyak goreng. Minyak buah merah ini digunakan untuk pengganti minya, goreng yang harganya di daerah pedalaman relatif mahal.
       Sampaisekarang buah merah tetap digunakan oleh masyarakat papua. Sebagian besar penduduk yang mengonsumsi buah merah, baik berupa pasta dalam makanan sehar. hari maupun minyaknya, jarang terkena penyakit, tubuhnya kuat, da- staminanya prima. Kenyataan ini banyak mengundang peftanyaan masyarakat pendatang, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mulai mencoba memanfaatkan buah merah, terutama minyaknya.
         Sejak diteliti kandungan buah merah ini, masyarakat pendatang ramai- ramai mengeksploitasi buah ini dari pedalaman. Hingga saat ini hampir semua elemen masyarakat, dari yang masih berkoteka, aparat pemerintah, hingga kalangan swasta ramai-ramai terjun mengolah buah merah. Karenanya, tidak mengherankan jika buah merah kemudian mendapat julukan emas merah dari belantara Papua. Minyak buah merah hasil olahan mereka kemudian dijual sebagai obat yang banyak membantu menyembuhkan berbagai jenis penyakit, sepefii HIV/AI DS, kankerl tumor, ambeien, diabetes mellitus, asam urat, rematik, jantung koroner, paru-paru, asma, gangguan jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi, eksim, dan herpes.

D. Pro, Kontra, dan Fakta

     Sampai saat ini penelitian tentang khasiat dan manfaat buah merah untuk Sari bqah merah. lvleskipun muncul banyak kontroversi, secara empjris telah menyembuhkan aneka penyakit pengobatan masih belum selesai. Secara klinis pembuktiannya belum dilakukan. Meskipun demikian, secara empiris tidak sedikit penderita penyakit yang sudah merasakah manfaat buah merah, beberapa diantaranya ada yang mengonsumsi buah ini dengan mengombinasikan bersama obatbn dokter, ada yang mencampurnya dengan herbal lain, dan ada pula yang mengonsumsinya secara tunggal.
      Fenomena ini kemudian mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Ada yang langsung percaya dan menggunakannya untuk pengobatan, ada yang melakukan penelitian, dan ada pula yang masih ragu-ragu akan kemampuan komoditas perkebunan ini. Bagaimana pun kontroversi yang berkembang, di lapangan tidak sedikit penderita aneka penyakit yang sembuh dengan buah merah dan akhrrnya berani memberikan kesaksian akan kemampuan Pandanus conoideus ini kepada masyarakat.


Cara Mengonsumsi Sari Buah Merah

Kandungan senyawa yang berfungsi untuk pengobatan dalam buah merah dan sari buahnya berbeda-beda. Pada buah segar tergantung pada tingkat kematangan dan tempat hidupnya. Sementara itu, pada sari buahnya tergantung pada proses pembuatanya. Perbedaan mencolok terutama pada kandungan tokoferol dan betakarotennya. Kedua senyawa ini akan larut jika dalam proses pemasakannya menggunakan panas yang tinggi dalam waktu yang lama.

Disebabkan perbedaan kandungan senyawa aktif ini, sampai sekarang belum ada patokan baku tentang dosis yang tepat dalam menggonsumsi sari buah merah. Saat ini ada orang yang mengonsumsi satu sendok makan dengan interval 2-3 kali sehari dan ada pula yang mengonsumsi satu sendok teh dengan interval 2-3 kali sehari. meskipun demikian , pendwrita suatu penyakit disarankan mengonsumsi sari buah merah sebanak satu sendok teh, 2-3 kali sehari dan orang yang shat sebanyak satu sendok teh, 1-2 kali sehari.

Dianjurkan juga sebelum mengonsumsi sari buah merah, sebaiknya mengetahui kondisi kesehatan, gula darh,asam urat,kolesterol,jantung,maag,tekanan darah,dan faktor kesehatan lainya. kKemudian agar lebih aman sebaiknya selang dua minggu setelah mengonsumsi sari buah merah, kondisi kesehatan diperiksalagi. jika memang ada perubahan positip, konsumsin sari buah merah ini bisa dilanjutkan. Namun, jika ada efek negatif sebaiknya dihentikan terlebih dahulu.

Jika penderita yang ingin mengonsumsi sari buah merah masih dalam perawatan dokter, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang bersangkutan. Jika tidak, sebenarnya bisa juga mengonsumsi sari buah merah, tetapi juga tetap mengonsumsi obat dari dokter, dengan catatan mengonsumsinya dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat dari dokter tersebut. Untyuk menghilangkan rasa mual dan merasa nyangkut di tenggorok, sebelum minum sari buah merah sebaiknya minum air putih hangat, begitu juga sesudah pemula disarankan mengonsumsi sari buah merah sebelum makan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah muntah-muntah dan makanan yang sudah dimakan terbuang, karena biasanya pemula akan merasa mual dan ingin muntah setelah mengonsumsi sari buah merah.


Efek Samping Mengonsumsi Buah Merah

Sampai saat ini, penelitian tentang buah merah sebagai obat masih belum tuntas. Karenannya, sari buah merah yang dihasilkan untuk semntara tetap digolongkan sebagai jamu atau food supplemen. Secara emfiris memang banyak sekali penderita penyakit digeneratif yang tertolong jiwanya karena mengonsumsi sari buah merah. Meskipun demikian, uji kelinis tentang khasiatnya sampai sekarang masih belum selesai dilakukan.

Seperti halnya jamu dan obat-obatan modern, pemanfaatan sari buah merah untuk membantu penyembuhan penyakit juga mempunyai efek samping. Sampai saat ini, secara empiris efek samping yang ditimbulkan, adalah lemas, mual dan mengantuk. Rasa ngantuk ini disebabkan oleh efek sedatif atau penenang dari buah merah. Adapula yang merasakan gatal-gatal di tenggorok mengalami diare. Rasa gatal dan diare disebabkan sari buah merah yang dikonsumsi kotor ayau kurang higienis dan banyak mengandung bakteri akibat pengolahannya salah. Gatal-gatal di tenggorok juga bisa disebabkan sebelu dan sesudah mengonsumsi sari buah merah tidak minum ari terlebih dahulu.

Efek lain mengonsumsi sari buah merah yang ditemukan menyerupai efek pijat refleksi. Biasanya orang yang mempunyai gangguan kesehatan setelah minum sari buah merah, akan merasakan sakit pada organ yang bermasalah. Contohnya, penderita kanker payudara setelahminum sari buah merah akan mersakan sakit pada payudaranya dan pada penderita kanker paru-paru akan merasakan sakit di daerah paru-parunya, begitu juga dengan penderita lainnya. Efek ini biasanya terjadi pada hari pertama atau kedua setelah meminum sari buah merah.

Sari buah merah yang diproses menggunakan pemanasan yang tinggi bisa menyebabkan kolesterol [ada penderita kelibahan kadar kolesterol meningkat. Hal ini menyebabkan pemansan yang tinggi membuat sari buah merah yang dihasilkan berupa miyak jenuh.

Efek yang paling berbahaya adalah jika penderita terlalu banyaak mengonsumsi sari buah merah atau over dosis. tokoferol yang terkandung pada buah merah mempunyai efek mengencerkan darah. Karenanya, pasien atau konsumen yang mengosumsi buah merah dianjurkan tidak mengonsumsi obat-obatan sejenis warfarin, seperti aspirin, ascardia, atau aspilet. Hal ini disebabkan walfarin juga mempunyai efek mengencerkan darah. Mengonsumsi buah merah bersama walfarin bisa jadi bagus untuk penderita dlood clotting atau ( darah kental ) darah tinggi, atau stroke akibat penggumpalan darah, tetapi jika berlebihan bisa mengakibatkan pembuluh darah pecah.

Hingga saat ini belum ditemukan efek samping akibat over dosis dalam mengonsumsi sari buah merah. Barangkali hal ini disebabkan oleh kandungan terbesar dari buah merah adalah vitamin dan mineral. Meskipun demikian masyarakat disrankan tidak mengonsumsi berlebihan karena buah merah mengandung zat besi. Zat besi yang berlebihan bisa membahayakn kesehatan karena tidak bisa dikeluarkan melalui  (urine dan feses).

Daun salam

Daun salam

   Pohon salam tumbuh liar dihutan, didaerah pegunungan, atau di tanam di halaman rumah sebagai tanaman bumbu. Berbatang besar dan tingginya bisa mencapai 25 meter. Daunnya rimbun dan berbentuk lonjong/bulat telur, berujung runcing dan jika diremas mengeluarkan bau harum. Bunganya putih dan harum. Buahnya kecil-kecil sebesar duni dan rasanya sedikit sepat. Saat masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah. Dalam pengobatan, bagian tanaman yang digunakan adalah daun, kulit batang, buah dan akar. Cara perbanyakan tanaman adalah dengan bijinya yang sudah berwarna kehitaman.Daun salam mengandung bahan kimia berupa minyak asiri (0,05%) yang terdiri darisitral, eugenol,tanin dan flavonoida. Cita rasa daun kelat dan wangi. Secara empiris daun salam dapat digunukan untuk mengobati kanker, kencing manis, darah tinggi, maag, diare, dan  kolesterol. 



Sambiloto

Sambiloto

   Seluruh bagian tanaman dari sambiloto dapat digunuakan untuk pengobatan. Sambiloto ini termasuk tanaman semak yang bercabang banyak. tinggi pohonnya bisa mencapai 90 cm. Bunganya berwarna putih. Daunnya kecil-kecil berwarna hijau tua. Cara   perbanyakkan tanaman dengan biji atau setek batang. biji dapat langsung disemai atau disebar. Daun sambiloto banyak mengandung minyak asiri yang bermafaat sebagai anti radang. Selain itu, juga mengandung zata ndrographolid yang rasanya pahit, dan kalium. Daun sambiloto bersifat antiplatelet agregrasi, sehingga bisa mencegah terjadinya pengumpalan darah. Kadar kaliumnya yang tinggi membantu tubuh mengeluarkan air dan garam, sehingga menurunkan darah. Sambiloto bersifat menurunkan panas demam dan panas dalam, antiracun, antipiretik, antiradang, serta antibengkak. Obat ini merusak sel trophosit dan trophoblast, berperan dalam kondensasi sitopllasma dari sel tumor, pykenosis, dan menghancurkan inti sel. Herba ini efektif untuk mengobati infeksi dan merangsang phgocytosis jila dikonsumsi rasa pahit dan dingin masuk meridian jantung dan paru. Bisa meningkatkan kekebalan tubuh sekuler dan meningkatkan aktifitas kelenjar-kelenjar tubuh.



Senin, 05 September 2011

Ashitaba

Ashitaba

   Ashitaba merupakan tanaman asli jepang yang dikenal sebagai "harta karun" dan "raja sayur mayur". Menurut sejarah orang jepang ashitaba merupakan tanaman berumur panjang yang dulu dicari-cari oleh kaisar pertama cina dari Dinasti Chin. Pada zaman Edo Hachi Jo Island Ashitaba juga dikenal sebagai "jamu-jamuan umur panjang" karena daya hidupnya yang kuat. Jika dipetik hari ini, daun muda yang baru akan bertunas pada keesokan harinya. Ashitaba merupakan jenis tumbuhan dari rumpun selecxi (celery). Jenis tanaman tahunan ini umurnya bisa mencapai 4 tahun. Bunga putihnya banyak yang  merekah pada musim gugur setelah tanaman berumur 3 tahun. Bunga putih ini mengingatkan kita pada mahkota bidadari. Dalam pengobatan tradisional cina banyak mengunakan ramuan medis dari Radik ashitaba. Kandungan beta-karoten pada ashitaba lebih tinggi dibandingkan sayuran berwarna hijau dan kuning.